Sabtu, 23 Februari 2019

My Poem



SANG FAJAR
by; Arbinali

Kala rindu yang tak pernah hilang
Cakrawala tampak dengan melintang
Cahaya timur datang !
Garis horizontal membentang

Dia bawa seribu cerita yang membelai
Diantara nya kenangan yang telah usai
Hancur masa lalu dia bangun kembali
Meski kabut tebal menghampiri
Tak perduli !
Dia tetap mengiringi

Kejamnya dia terus buat aku deja’vu
Hingga terasa waktu tak pernah berlalu

Padahal harapan ku dia seperti embun fajar!
Embun yang tak pernah mengingkari hadirnya sang fajar.

BIANGLALA
By; Arbinali

Dibawah naungan sang mentari
Siklus hidrosfer lagi menyusuri
Bianglala datang dengan sendiri
Membawa sejuta warna pelangi

Tapi sayang..

Waktumu benar secepat kilat
Meski parasmu indah sejagat
Andai saja kau tahu
Kami hanya takut

Takut, jika hulu malang celaka
Harapan jadi untaian belaka

Pun tau pada akhirnya

Takkan lari gunug dikejar
Hilang kabut tampaklah dia.

MELANKOLIS
By; Arbinali

Harapan itu terlepas sudah
Dia yang melankolis pun tersenggah lemah
Seribu hidrologis tak pernah membuatnya gentah
Diserang berantah sama saja
Sampai jantung tak berdetak
pun tetap sia sia menjaring angin
Terasa ada tertangkap tidak.

SAMPAI MATI
By; Arbinali

Waktu itu lagi terlewati
Dekat peony pun tetap teresapi
Dia memanglah tak mengingkari
Terbenam pun apa lagi
Jangan sampai kau dicekik ngeri
Karena genggam erat haruslah membuhul mati

BUITENZORG
By; Arbinali

Tak jauh Cuma selenggang
Hidup sunyi pun jadi tercengang

Antropologi merajai
Buitenzorg pun dirasuki

Lihat itu abad 18
Seabad tak mungkin lah memelas

Lantas apa jadinya abad 21?!

Kau masih tak lekang oleh panas dan
Tak uput oleh hujan kan!?

HILANG
By; Arbinali
Diatas marble yang tak nyata
Rose moon datang depan mata

Dibawah purnama terang benderang
Ingatan pergi terbang melayang

Hilang tak dicari
Tulus tak terselami

Kini malang celaka raja genggang
Anak terbeli tunjang hilang
Padahal tersungkur dalam bahaya
Hal serupa pun jadi terbiasa


SECERCIK HARAPAN
By; Arbinali
Deras denyut nadi berbunyi
Tak perduli tubuh tersakiti
Rintikan hujan datang menemani
Suasana makin tak terkendali

Coloumbus datang dengan pekat
Menutupi cakrawala di atas tepat
Kini senja itu diujung gantung
Karena diisap angin semnanjung
harapan pun hilang
meski darah Dibilah bilah ilalang
Suara hilang
pun tenaga terbuang
Tapi tenang
Harapan tetap akan terus membentang

DEJAVU
By; Arbinali

Malam di 20”c
Kian kelam rindu tak datang
Angin malam makin membentang
Aku mnemophobia
Tapi malam itu terasa deja’vu
Azalea! Tak ingatkah kau itu?
Ah sudahlah
Memori itu lekas tinggal
Ku ucapkan selamat tinggal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Poem

SANG FAJAR by; Arbinali Kala rindu yang tak pernah hilang Cakrawala tampak dengan melintang Cahaya timur datang ! Garis hori...